DAUN KERING-KEPOMPONG TUA
DAUN KERINGKU aku tahu ketiadanmu yang semu mampu menebalkan keberadaanku
membisikkan MUARTAL teduh di kedua telingaku
membopongku menjadi kepompong tua
KEPOMPONG TUA yang harus bersila menjadi pertapa
di GUA ASSIYAM yang indah
TIGA PULUH hari aku harus berlatih memetamorfosiskan diri
melepaskan bulu-bulu syariati yang gatal
hingga tebungkus penuh kafan putih yang terbuat dari sutra hakiki
tiga puluh hari aku harus menahan diri
menghindari matahari
musuh sekaligus guru dikemudian hari
-----
fajar sidik mennyingsingkan cahaya putih
mengusik diamku yang melintang dalam pembaringanku
kemudian Syuruk menteror
seperti biasanya
kini ia datang dimulut gua
membiaskan fatamorgana
menggodaku dengan gambaran nikmatnya seteguk tirta
beruntung ada seekor laba-laba yang melindungiku dengan jaring-jaring keyakinan
ia selalu mengingatkanku agar aku tidak tergoda dengan kenikmatan tirta yang sementara
Aku harus tetap menjadi kepompong tua
tidak sia-sia bertapa di gua hingga aku dapat menjadi kupu-kupu yang indah
mengepakkan SAYAP-SAYAP SEWARNA
kan ku jelajahi taman setaman
kan kucari persinggahan dimana daun keringku setia menunggu.
MATAHARI
musuh sekaligus guruku dikemudian hari
sebelum aku menjadi kepompong
aku sadar kau selalu hadir dalam pencarianku
di pagi hari kau mata-matai aku dibalik mega mendungmu
di siang hari kau tepatkan bayang lamunanku menjadi satu titik dengan tubuhku
di soreh hari kau kirimkan senja merah sebagai pendeteksi lamunanku dalam remang sunyi
di malam hari......
kukira kau tak berani
aku berfikir kau hanya hebat saat syuruk hingga maghrib
aku salah lagi
kau malah lebih berbahaya
kau pagari aku dengan mantra mahabah agar aku takluk terbuai kebesaran namamu yang tersembunyi
kau buat aku tak berdaya menopang sebonggol mimpi hijau
------------------------
biarlah
sekarang aku hanya ingin menjadi kepompong tua
------------------------
kudengar sebuah berita dari angin malam
angin yang keluar dari artesis sahri
ARTESIS SAHRI
ada tujuh lubang yang dalam
tiap lubang menanamkan ranjau merah
menumbuhkan sejuta jarum neraka
lubang yang mengingatkan kita agar berhati hati dalam melangkah
selain itu tiap lubang juga mengalirkan tirta surga
setetes tirta mamapu mengkecambahkan biji dalam sehari
setetes tirta mampu menopangkan tujuh dahan kenikmatan
sedahan mencarang sepuluh ranting keberkahan
seranting menghiaskan sepuluh macam buah kemukjizatan
lalu kutadah tanya lirih
di mana daun yang biasa merimbun ranting-ranting
gugurkah?
belum tumbuhkah?
atau sengaja pergi meninggalkan POHON PAHALA KENCANA
meranggas mencari daun kering
saudara tertuanya
kabar angin itu menarikku- menjatuhkanku dari gelantungan musim-musim kepompongku
menderahku- melatihku agar aku kuat
agar aku terbiasa jika harus jatuh
aku harus mampu membuat tersenyum seribu malaikat ketika nanti aku mampu mengepakkan sayap pertamaku
aku tidak ingin terjatuh lagi
hanya merangkak di punggung bumi
ditertawakan jejak-jejak sinis matahari
mengepakkan sayap hingga pada waktunya
sekarang aku masih setia
menyendiri diam dalam serat sutra yang memopong
melindungiku dari matahari yang tiba-tiba bisa datang tanpa perhitungan bintang
bukan diam dengan menyembunyikan perhitungan IMAJINER
karena perhitungan yang benar masih terbatas asumsi kekalnya angka istimewa di depan angka genap
--------
di dalam GUA ASSIYAM tempatku berdiam diri
tak lama lagi malam akan penuh cahaya
seribu bulan purnama akan singgah melafalkal muartal Al.Qadar
yang hanya mengusik dan didengar kepompong yang sadar
MALAM YANG LUAR BIASA
malam yang bagiku pengobat rindu
malam yang bisa mempertemukanku dengan daun keringku
malam itu pohon-pohon PAHALA KENCANA yang luar biasa
akan berjajar memagar di mulut gua
kemudian menunduk merukuk
malam itu di luar gua langit begitu telanjang
tak sehelai mega mendung menutupi
bintang-bintang benderang begitu seksi
semua begitu nyata
di balik punggung gua menghampar pasir-pasir pesisir yang berfikir
membaca kejanggalan yang ditetapkan
SEGARA berubah rasa
tak lagi garam menyengat
lidah mati tak mencicip rasa
semuanya tawar.
------------------------------
SURABAYA pas posoh@gustus 2010
No comments:
Post a Comment