Thursday, September 23, 2010

Milan Tunjukkan Soliditas

Foto: Pelatih AC Milan Massimiliano Allegri (Reuters)

ROMA - Berbagi angka dengan Lazio tidak membuat AC Milan uring-uringan. Pelatih Rossoneri Massimiliano Allegri tetap bahagia dengan peningkatan kualitas anak asuhnya sejak Serie A digulirkan.

"Kami menunjukkan tanda-tanda soliditas," kata Allegri usai Milan bermain 1-1 melawan di Olimpico Roma, Kamis (23/9/2010) dinihari.

"Saya menyukai cara Milan bermain dan sebagai tim pekerja keras. Saya rasa, ini adalah pertandingan yang sangat intens dan pada babak pertama kami punya tiga peluang emas," papar suksesor Leonardo Araujo ini.

"Setelah istirahat bahkan lebih. Andai kami mengakhiri laga dengan kemenangan, maka akan berada di sini dan mengatakan Milan menemukan kembali jati dirinya. Kami berada di jalur yang benar," paparnya.

Allegri juga mengakui banyak pekerjaan yang harus dilakukan setelah mengubah trisulanya untuk kali keempat.

"Kami harus memperbaiki kesalahan yang kami lakukan terus menerus. Misalnya, setelah memimpin kami meluncurkan tekanan, namun tidak membuahkan hasil," tegasnya.

"Kami harus ingat bahwa ada lawan. Jadi kami tidak bisa mendominasi selama 90 menit. Tim bekerja dengan baik dan kami hanya perlu kemenangan, yang semoga akan tiba pada akhir pekan ini," pungkasnya. (fmh)

Batistuta Masih Asyik Main Polo

GGABRIEL Batistuta memang seperti tenggelam setelah memutuskan pensiun dari sepak bola pada 2005. Namun, itu bukan berarti dia sudah tak memikirkan sepak bola lagi. Dia sedang menikmati hidupnya.


Hari-hari pemain asal Argentina ini memang tergolong santai. Dia seperti membayar utang kesibukannya selama berkarier sepak bola dengan memilih aktivitas yang lebih rekreatif.

Mantan pemain Fiorentina dan AS Roma ini malah sedang senang berolahraga polo. Selain itu, dia juga sering sibuk bermain golf. Dia juga menjadi komentator di Televisa Deportes.

Batistuta sendiri sebenarnya sudah lulus pendidikan kepelatihan di Argentina. Artinya, dia sebenarnya sudah bisa melatih. Namun, untuk saat ini dia mengaku belum berminat melatih.

Dalam beberapa hari ini memang muncul isu bahwa dia akan melatih mantan klubnya, Boca Juniors. Namun, dia langsung membantahnya. Menurutnya, itu hanya isu. Dia mengaku belum siap menjadi pelatih.

"Saya belum punya keinginan melatih Boca Juniors. Selain itu, belum ada satu pun tawaran dari klub mana pun. Saya akan suka bisa melatih Boca Juniors. Tapi, sekarang belum waktunya," kata Batistuta yang semasa menjadi pemain dijuluki "Batigol".

Batistuta lama berkarier di Italia. Selain bersama Fiorentina dan Roma, dia juga pernah dipinjam Inter Milan. Kemudian, dia bermain di klub Timur Tengah, Al Arabi, dari 2003 sampai 2005. Di Liga Serie-A, dia tampil 344 kali dan mencetak 200 gol.

Batistuta kembali menegaskan ingin menikmati hidup dulu. "Untuk saat ini, saya belum siap kembali ke sepak bola di Argentina," katanya kepada Novantesimo.it.

Ya, karena dia sedang asyik dengan olahraga polo dan golf.


Old Trafford, Taman Impian "Setan Merah"

AFP
Stadion Old Trafford.

“INILAH stadion tercantik, paling luas, dan tempat bertanding paling menggairahkan di dunia. Sebagai lapangan sepak bola, Old Trafford tak tertandingi di dunia. Inilah impian dan kehormatan Manchester United.”

Demikian tulis Sporting Chronicle sehari setelah pembukaan stadion tersebut pada edisi Sabtu, 19 Februari 1910. Di masa itu, Old Trafford memang mengejutkan dunia. Bangunannya begitu gagah, luas dan menimbulkan suasana magis.

Ada stadion berkapasitas 80.000 orang pada awal abad ke-19 merupakan sensasi besar. Old Trafford segera menjadi stadion paling memukau di Inggris dan hampir setiap pemain ingin tampil di sana.

Apalagi saat itu Stadion Wembley belum lahir dan baru dibangun pada 23 April 1923. Maka, Old Trafford pun menjadi perhelatan setiappartai penting di Inggris, termasuk final Piala FA. Bahkan pada final 1939 antara Wolverhampton lawan Grimsby terjadi ledakan penonton yang mencapaui 76.962 orang.

Sejak itu, Old Trafford bagaikan tempat peribadatan penting sepak bola Inggris. Meski kemudian muncul stadion-stadion bagus, termasuk Wembley, namun nilai historis dan gengsi Old Trafford tak pernah sirna.

Sebaliknya, stadion ini semakin punya karisma. Suasananya pun kian magis dan menggairahkan. Di Inggris, suara nyanyian penonton di Old Trafford paling kencang. Bahkan pernah diukur kekuatannya melebihi suara gemuruh pesawat Jumbo Jet yang sedang tinggal landas.

Perhelatan sepak bola di stadion itu bagaikan teater yang menampilkan drama multidimensi. Ada nyanyian, tarian, dan berbagai elemen seni lainnya, termasuk drama sepak bola. Sebab itu, legenda Manchester United, Sir Bobby Charlton sampai menyebut stadion itu sebagai The Theatre of Dreams.

Stadion ini selalu menyuguhkan drama hebat di hampir setiap pertandingan. Impian-impian sepak bola melambung dan berkecamuk di arena ini. Bagi MU, Old Trafford bagaikan taman impian. Karena itu pula, Bobby Charlton menyebutnya teater impian.

DIBOM
Meski begitu, Old Trafford juga menjadi simbol kepedihan Manchester, juga rakyat Inggris. Pada Perang Dunia II, stadion ini termasuk menjadi sasaran bom oleh Jerman. Tepatnya 11 Maret 1941.

Kontan saja, stadion itu berantakan dan tak bisa dipakai. Markas MU pun akhirnya pindah, menumpang markas Manchester City, di Maine Road. Parahnya, perang juga diikuti inflasi, hingga MU kesulitan membangun kembali stadion kebesarannya.

Butuh waktu nyaris 9 tahun untuk kembali menghidupkan kembali Old Trafford. Praktis, dalam delapan musim Liga Utama Inggris absen ddi Old Trafford. Berkat semangat keluarga Edwards (pemilik klub), stadion itu terbangun juga.

Sejak itu, renovasi terus dilakukan. Kapasitas stadion pun naik turun. Setelah kasus tragedi di Stadion Hillsborough, 1989, kapastias dikurangi menjadi 45.000, bahkan kemudian 43.000. Kapasitas tersedikit sepanjang sejarah Old Trafford.

Namun, ternyata stadion tak mampu menampung antusiasme dan animo publik Manchester, juga penonton lain. Sebab, pertandingan di Old Trafford sudah menjadi bagian dari wisata. Maka, penambahan kapasitas pun terus dilakukan.

Bahkan, MU punya rencana besar. Stadion itu akan dinaikkan kembali kapasitasnya menjadi berkapasitas 96.000. Ini jelas MU ingin mempertahankan keagungan Old Trafford dan menjaga agar stadion tersebut tetap menjadi salah satu tempat paling keramat di Inggris, pun dunia. Sebab, jika rencana itu diwujudkan, berarti kapasitasnya akan melebihi Wembley yang sudah direnovasi menjadi berkapasitas 90.000.

Bagi Stan Merah, stadion bagian dari simbol kehormatan. Sebab itu, sejak awal MU selalu mencoba membangun stadionnya sebaik dan sebesar mungkin. (HPR)

Fakta Old Trafford:
Nama resmi :
Stadion Old Trafford
Julukan : The Theatre of Dreams
Dibangun : 1909
Dibuka : 18 Februari 1910
Alamat : Sir Matt Busby Way, Old Trafford, Manchester M16 0RA
Telepon : +44 (0) 161 868 8000
Fax : +44 (0) 161 868 8868
Kapasitas : 76.121
Rekor penonton : 76.962, Wolverhamton vs Grimsby (25 March 1939)
Kekuatan lampu : 2.500
Luas lapangan : 110 X 67 meter
Status : Bintang lima
Arsitek : Archibald Leitch

Perkembangan kapasitas:
1910-1939 : 80.000
1945-1960 : 67.000
1960-1974 : 65.000
1975-1980 : 60.000
1980-1988 : 58.000
1988-1990 : 48.000
1990-1994 : 45.000
1994-1996 : 43.000
1996-1999 : 55.000
2000-2001 : 61.000
2001-2005 : 68.000
2006-.... : 76.212

Pernik unik Old Trafford:
Stadion paling banyak muncul di film, di antaranya di Hell Is a City (1960), Billy Liar (1963), dan Charlie Bubbles (1968).
Stadion pertama yang membangun pagar pengaman untuk mengantisipasi hooliganisme pada 1970-an.
Dari April sampai November, rumput Old Trafford dipotong tiga kali seminggu. Desember sampai Maret dipotong sekali seminggu.
Di bawah lapangan terdapat instalasi pipa plastik 10 inci yang menyuplai air hangat untuk mencairkan salju yang jatuh ke rumput.

Franco Baresi, Il Bandiera Sakral

MILAN adalah Franco Baresi. Demikian pula sebaliknya. Pameo itu bertahan di San Siro selama hampir 20 tahun karier Franco Baresi di AC Milan sejak 1978-1997. Tak ada yang meragukannya. Tanpa Baresi, Milan seperti tidak utuh. Sebab, dia adalah pemimpin, inspirator, penjaga, sekaligus bangunan wibawa klub tersebut.

Itulah Baresi, legenda Milan yang baru-baru ini datang ke Jakarta. Selama kariernya, Baresi telah menjadi simbol AC Milan. Dia merupakan roh klub tersebut. Orang Italia menyebutnya il bandeira. Defender yang tak hanya menjadi pilar pertahanan AC Milan, tapi juga keseluruhan permainan tim.

Wajar jika pada partai terakhirnya bersama Milan pada 1997, ribuan tifosi I Rossoneri menangisinya. Seolah, mereka telah kehilangan segala kekuatannya. Baresi pun tak sanggup menahan haru.

“Seandainya bisa, aku ingin tetap muda lebih lama. Tapi aku sudah tua dan saatnya harus memberi tempat buat yang lebih muda. Toh, aku tidak meninggalkan Milan dan tetap bersama kalian,” kata Baresi yang saat itu langsung diangkat sebagai Wakil Presiden AC Milan.

Bersama Baresi, Milan memang telah mengeruk banyak kebesaran. Selain mendominasi Liga Serie-A, geng Giuseppe Meazza ini juga menguasai kompetisi Eropa. Tiga kali menjuarai Liga Champions, puls dua gelar Piala Interkontinental.

Sosoknya dianggap sakral dan tak tergantikan. Il Capitano, demikian dia disebut tifosi Milan. Dia sudah menjadi kapten sejak umur 22 dan begitu seterusnya sampai masa pensiun. Kepemimpinan panjang yang penuh kesan. Bagi mereka, sebutan Il Capitano sama halnya dengan “kamerad” buat seorang pemimpin negeri. Nomor punggungnya yang bernomor 6 pun disakrakalkan dan diabadikan.

“Nomor itu tak akan pernah dipakai pemain mana pun di Milan, karena sudah menjadi milik Franco Baresi. Dan, rasanya tak akan pernah ada lagi pemain seperti dia. Pemain yang begitu berjasa buat klub ini,” kata Presiden AC Milan, Silvio Berlusconi.

Itu juga karena dedikasinya kepada klub begitu besar. Sejak masuk Milan, Baresi tak pernah melirik rumput klub lain. Baginya, Milan sudah menajdi bagian dari hidupnya. Dia begitu mencintai klub itu.

Padahal, godaan kepadanya begitu besar. Sebagai pemain yang dinilai defender terbaik saat itu, banyak klub yang membutuhkan pelayanannya. Namun, Baresi tak pernah tergoda. Sebab, semangat dan jiwanya berada di San Siro. Selain kehebatan permainan, kewibawaan, dan prestasi yang dia berikan, dedikasi serta kesetiaannya membuat sosoknya semakin sakral.

“Uang tidak akan pernah bisa menggantikan kesetiaan dan cinta. Aku tidak pernah berpikir pindah ke mana pun, meski ditawari gelimang kemewahan. Akan lebih memuaskan jika aku bisa mengakhiri karier di Milan,” katanya pada 1994, seusai membawa Milan juara Liga Champions.

DISAMAKAN BECKENBAUER
Sebagai defender, kemampuan Baresi memang luar biasa. Dia punya kecepatan, kekuatan, juga kecerdasan dalam membaca permainan. Selain itu, dia juga tenang dan berwibawa. Tak hanya teman-temannya yang hormat kepadanya, tapi juga para lawan. Faktor-faktor itu masih didukung keberanian yang besar, juga teknik yang tinggi.

“Dia defender terbaik dunia. Di masanya, tak ada pemain belakang yang bisa menandinginya. Kemampuannya bersaing dengan Franz Beckenbauer (defender Jerman, Red),” puji Giancarlo Rinaldi, pengamat sepak bola Italia.

Kebetulan, kedua legenda itu sama-sama punya inisial FB. Lagi pula, dalam bahasa sehari-hari Italia, Franco sering diucapkan dengan Franz atau Frank. Namun, bukan lantaran kebetulan itu yang membuat Baresi disamakan dengan Beckenbauer. Pemain asal Brescia ini memang memiliki gaya dan kualitas permainan yang sama dengan Beckenbauer.

“Saya kira, memang hanya dua defender yang begitu melegenda dan memiliki kewibawaan serta rekor yang hebat. Mereka adalah Beckenbauer dan Baresi. Keduanya punya kualitas yang setara,” puji Arrigo Sacchi yang pernah melatih Baresi di Milan.

Yang membedakan dari keduanya soal prestasi di timnyas. Beckenbauer begitu menonjol dan pernah membawa Jerman juara Piala Dunia 1974 sebagai pemain. Sementara Baresi belum sekali pun. Ketika Italia juara Piala Dunia 1982, dia hanya menajdi pemain cadangan dan tak pernah sekali pun bermain.

Di posisi bek tengah, nama Gaetano Scirea masih terlalu kuat. Pelatih Italia saat itu, Enzo bearzot mengatakan, “Baresi baru 22 tahun dan dia masih punya banyak wakt,” katanya.

Sayang, waktu yang dilaklui Baresi bersama Gli Azzurri kurang sukses. Dia hanya bisa membawa Italia berada di urutan ke-3 Piala Dunia 1990 dan runner-up di Piala Dunia 1994.

Meski begitu, kegagalan itu tak melunturkan kehebatannya. Sebagai kapten, dia tetap sosok berwibawa dan mampu mengatur tim dengan baik. Sebagai defender, dia benteng yang sulit ditembus. Sebagai tokoh, dia begitu menonjol hingga disebut Il bandiera. Ya, dia memang simbol sakral I Rossoneri yang sulit dicari penggantinya. (HPR)

Fakta Baresi
Nama lengkap:
Franco Baresi
Julukan: Il Capitano, Piscinin
Lahir: Travagliato, Brescia (Italia), 8 Mei 1960
Posisi: Defender
Nomor kostum: 6
Karier klub: AC Milan (1978-1997)
Karier timnas: Italia (1982-1994)
Prestasi: Juara Serie-A (1978-79, 1987-88, 1991-92, 1992-93, 1993-94, 1995-96), juara Piala Italia (1987-88, 1991-92, 1992-93, 1993-94), juara Liga Champions (1988-89, 1989-90, 1993-94), juara Piala Interkontinental (1989, 1990), juara Piala Super Eropa (1989, 1990, 1994)

Rekor-rekor Baresi
Gol di timnas: 1
Gol buat AC Milan: 12
Musim yang dijalani: 21
Jumlah pertandingan resmi: 716
Partai di Serie-A: 470
Partai di Serie-B: 61
Partai di Piala Italia: 97
Partai di timnas: 50
Partai di Liga Champions: 19
Partai di Piala Super Eropa: 6
Partai di Piala Interkontinental: 4
Partai di Mitropa Cup: 3
Partai di Piala Super Italia: 5
Partai di playoff UEFA: 1

Putra masalah
Tempat kelahiran Baresi di daerah Brescia bernama Travagliato. Dalam terjemahan bebas berarti “masalah”. Sebab itu, Baresi sering dinilai putra masalah. Bukan membawa masalah, tapi dia hidup dalam masalah yang cukup memprihatinkan.

Ketika masih 13 tahun, ibunya meninggal. Empat tahun kemudian ayahnya menyusul. Dia dan kakaknya yang juga pemain Inter Milan, Giuseppe Baresi, terpaksa merawat adik mereka, Lucia.

Itu pula sebabnya, Baresi sangat ingin menjadi pemain sepak bola untuk mengangkat derajat hidupnya. Selepas kematian ibunya, dia melamar ke tim junior Milan. Tapi, dia ditolak. Pada usaha keduanya, dia masih ditolak.

Meski begitu, dia tak putus asa. Ketika umurnya menginjak 14 tahun, Milan baru menerimanya. Keputusan tepat. Jika tidak, Milan pasti akan menyesal seumur-umur. Sebab, begitu masuk tim junior, Baresi langsung menonjol. Bahkan dia langsung menunjukkan sifat kepemimpinannya, selain menjadi pilar tim.

Empat tahun kemudian, tanpa ragu Milan langsung menariknya ke tim senior. Di musim pertamanya (1977-78), dia tampil gemilang. Setelah itu, dia selalu menjadi pemain utama. “Kerja keras dan dedikasi menjadi kunci utama untuk sukses,” demikian dia pernah berujar.

Anak yang tadinya hidup dalam kehidupan bermasalah dan di kota yang berarti masalah itu, akhirnya menyelesaikan masalah pertahanan di Milan. (*)

SBY Doakan Tim Indonesia Juara di Afsel

JAKARTA, KOMPAS.com — Presiden Susilo Bambang Yudhoyono menyatakan doa dan dukungannya kepada kontingen muda Indonesia yang akan berlaga dalam perebutan Piala Danone 2010 di Afrika Selatan.

"Kita doakan anak-anak kita supaya mereka menang di Afrika Selatan," tuturnya ketika keluar dari Stadion Madya Gelora Bung Karno, Kamis (23/9/2010), kepada Kapolri Jenderal (Pol) Bambang Hendarso Danuri dan istri serta Panglima TNI Jenderal Djoko Santoso dan istri, yang melepasnya.

Kontingen Piala Danone U-12 beranggotakan 14 pemain muda asal Malang yang menang dalam laga yang sama di dalam negeri. Para pemain yang berasal dari Sekolah Sepak Bola (SSB) Banteng Muda ini akan berangkat menuju Afsel pada tanggal 27 September dan kembali ke Tanah Air pada tanggal 5 Oktober mendatang.

SBY pun sempat menyambangi tim ini sebelum menaiki mobil dinasnya. "Pak Presiden tadi bilang dukung supaya kita menang. Dia juga pesan jangan lupa berdoa dan kami mendukung kalian semua," kata Andhika, salah satu anggota tim yang akan berangkat.

Andhika, Adhimas, Arman, beserta rekan lainnya berharap kembali merebut gelar juara dalam laga Danone tahun ini seperti yang sudah diraih tim sebelumnya tahun lalu.

Galliani: Jangan Hakimi Allegri

MILAN, KOMPAS.com - Wakil Presiden AC Milan, Adriano Galliani, menegaskan terlalu cepat untuk mengklaim bahwa Massimiliano Allegri telah gagal sebagai Pelatih "I Rossonerri". Menurutnya, Allegri masih butuh waktu untuk membuktikan kualitasnya.

Milan kembali gagal meraih poin penuh setelah ditahan imbang Lazio 1-1, dini hari tadi. Ini adalah ketiga kalinya Milan gagal menang secara berturut-turut di Serie-A. Akibatnya, Andrea Pirlo dan kawan-kawan terjebak di papan tengah. Perolehan poin mereka pun kini berselisih lima angka dengan Inter Milan di puncak klasemen.

"Saya berharap bahwa kami akan mendapatkan poin yang lebih. Tapi, terlalu cepat untuk membuat penilaian. Kami bermain setiap tiga hari dan penilaian cepat itu dipengaruhi oleh hasil-hasil pertandingan tersebut," kata Galliani.

Semenetara itu, gelandang Milan, Clarence Seedorf mencoba menjelaskan apa yang salah dengan timnya saat menghadapi Lazio. "Setelah memimpin, Milan memiliki kemenangan di tangan. Kami mulai bermain terlalu dalam, tapi kemudian itu menjadi pertandingan yang berbeda untuk dikontrol," tutur Seedorf.

"Kami menjadi lambat. Mereka menyamakan kedudukan dengan kekuatan lebih mereka. Kami minta maaf karena berbeda lima poin dengan puncak klasemen. Tapi, Milan bermain bagus di pertandingan tersebut," tuntas Seedorf. (FBI)


Smalling Pimpin MU Ungguli Scunthorpe

SCUNTHROPE, KOMPAS.com - Chris Smalling tampil gemilang dengan membawa Manchester United unggul 2-1 atas Scunthorpe United pada babak pertama putaran ketiga Piala Carling, Kamis (23/9/2010) dini hari WIB. Smalling mencetak satu gol dan satu asissts.

Melawan Scunthorpe, Sir Alex Ferguson secara mengejutkan menurunkan tiga penyerang sekaligus, yakni Michael Owen, Federico Macheda dan Javier Hernandez. Akibatnya, keseimbangan "Setan Merah" menjadi terganggu.

Rio Ferdinand dan kawan-kawan kalang kabut ditekan permainan cepat tuan rumah. Bayangkan saja, dalam 20 menit pertama, gawang MU dihujani lima tembakan keras dari kubu Scunthorpe. Satu di antaranya berbuah gol melalui Josh Wright di menit ke-17.

Martyn Woolford menerobos pertahanan United dari sayap kiri dan melepas umpan manis yang langsung diteruskan Wright ke gawang Tomasz Kuszczak, 1-0 untuk Scunthorpe. Gol ini seakan-akan membangunkan kubu Old Trafford dari tidurnya.

Selang empat menit kemudian, "The Red Devils" bangkit dan langsung membalas melalui Darron Gibson memanfaatkan umpan Chris Smalling. Menit ke-35 Smailling kembali berperan menambah keunggulan timnya. Mantan pemain Fulham itu dengan jitu mengksekusi asissts dari Park Ji-Sung. Kedudukan 2-1 bertahan hingga jeda. (*)

Susunan pemain
Scunthorpe United:
Joe Murphy; Cliff Byrne, David Mirfin, Eddie Nolan, Niall Canavan; Sam Togwell, Michael O'Connor, Martyn Woolford, Josh Wright; Chris Dagnall, Jonathan Forte
Manchester United: Tomasz Kuszczak; Rio Ferdinand, Wes Brown, Rafael, Chris Smalling, Park Ji-Sung, Darron Gibson, Anderson; Michael Owen, Federico Macheda, Javier Hernandez


Kenapa Malaysia Arogan, Kenapa Kita Loyo




INGATAN terkuat saya mengenai Malaysia adalah fakta lucu yang tertanam di benak tentang bagaimana penyair mereka membaca puisi. Dalam pembicaraan berdua dengan Sapardi Djoko Damono saat kami pulang dari sebuah acara, dia bilang, ''Penyair Malaysia itu ajaib sekali, Lak. Pernah ada satu acara, mereka membaca puisi secara play back.''

Saya membayangkan mereka membaca puisi seperti dua remaja Bandung yang bergaya seolah-olah sedang menyanyikan lagu Keong Racun. Jadi, mereka merekam dulu pembacaan puisi mereka. Ketika acara tiba, mereka tinggal naik ke panggung, mulut mereka berkecumik, dan tangan mereka bergerak-gerak seperti berdeklamasi.

Tetapi, negeri play back itu kini sedang membangkitkan pertanyaan serius di benak saya. Mengapa Malaysia sekarang terasa arogan bagi kita? Atau, sebelum itu saya akan mengubah dulu pertanyaannya: Apakah kemelaratan membuat kita lemah? Kelihatannya ya.

Dalam pengalaman keseharian kita, orang-orang miskin lebih sering bersikap inferior terhadap orang-orang kaya. Koes Plus pernah menegaskan perasaan rendah diri orang melarat itu pada salah satu lagu Jawa mereka, ''Koyo ngene rasane, dadi wong ora nduwe, mrono-mrene diece karo kancane dhewe (Beginilah rasanya, jadi orang melarat, ke sana kemari diejek oleh teman-teman sendiri).

Lagu itu menyusup begitu saja di kepala saya ketika sekali lagi kita diece -diejek, direndahkan, atau diprovokasi?-oleh Malaysia. Yang sangat saya inginkan sekarang adalah mendengar Presiden SBY membuat satu pidato lagi yang mengguncangkan dunia, atau setidaknya mengguncangkan Malaysia. Pidato semacam itu mungkin cukup untuk membalas perlakuan mereka. Atau, kita mau perang betulan dengan tetangga serumpun yang sekarang suka memprovokasi tersebut?

Mungkin itu bukan pilihan yang menarik. Dengan kondisi yang lebih makmur dan korupsi yang tingkatnya sangat kecil jika dibandingkan dengan Indonesia, mereka memiliki kemampuan berbelanja alat-alat perang yang lebih baik daripada kita. Mungkin sekarang mereka memiliki beberapa puluh rudal yang dalam beberapa menit akan sanggup menghancurkan Jakarta. Jika itu terjadi, akan pindah ke mana ibu kota kita? Kembali ke Jogjakarta seperti zaman dulu atau memikirkan lagi kemungkinan untuk memindahkannya ke Jonggol?

Jangankan membuat pidato yang mengguncangkan Malaysia, presiden ternyata lebih berminat memberikan kuliah umum tentang tenaga kerja Indonesia di Malaysia yang jumlahnya 2 juta orang, tentang pelajar Indonesia di Malaysia yang jumlahnya 13.000, dan sebaliknya, pelajar Malaysia di Indonesia yang jumlahnya 6.000.

Apa yang bisa kita kaji dari kuliah umum presiden di Mabes TNI Angkatan Darat hari Rabu (1/9) itu? Sebuah fakta tentang kemunduran. Dulu Indonesia adalah semacam ''saudara tua'' bagi negeri jiran itu. Suatu hari pada masa kuliah, saya pernah bertanya kepada teman saya, mahasiswa dari Malaysia, mengapa memilih kuliah di UGM. Dia menjawab bahwa dirinya mendapatkan beasiswa dari negara. Di Malaysia, Indonesia adalah negara tujuan kedua bagi para pelajar yang hendak kuliah. Pilihan pertama adalah Inggris.

Sekarang situasinya berbalik. Menurut angka statistik yang disampaikan presiden, kita lebih banyak berguru ke sana. Di samping itu, Malaysia menjadi negara tujuan utama bagi para pembantu rumah tangga dan buruh karena negeri itu mampu membayar gaji jauh lebih tinggi ketimbang jika kita menjadi buruh atau pembantu rumah tangga di negeri sendiri. Karena itulah, sekalipun banyak cerita tentang pembantu yang disetrika oleh majikannya, orang seperti tidak kapok untuk berangkat ke Malaysia dan menjadi pembantu rumah tangga di sana. Sekalipun ada perlakuan yang tidak menyenangkan bagi para pendatang Indonesia, itu tak apa-apa. Di negeri sendiri perlakuan terhadap mereka toh tidak lebih baik. Maka, sama-sama tidak mendapatkan perlakuan yang baik, di Malaysia lebih mendingan karena bisa mendapatkan gaji lebih besar.

Di sela-sela kuliah umum statistik itu, presiden juga membuat pernyataan yang susah diuji kebenarannya dan saya kira cenderung memuji diri sendiri. Dia menyebut-nyebut tentang keprihatinan. ''Dan apa yang dilakukan oleh pemerintah sekarang dan ke depan ini sesungguhnya juga cerminan dari keprihatinan kita,'' katanya.

Apa yang dilakukan pemerintah sekarang ini dan ke depan yang merupakan cermin keprihatinan? Maksud saya, pemerintah melakukan apa yang mencerminkan keprihatinan bangsa? Perilaku seperti apa yang sudah ditunjukkan oleh aparat pemerintahan, misalnya, yang mencerminkan itu? Mungkin satu-satunya yang mencerminkan kemelaratan kita adalah kelembekan bersikap dan ketidakmampuan menegakkan kepala sendiri.

Ada hal yang sepertinya harus dirumuskan ulang tentang ''cerminan keprihatinan'' yang disampaikan oleh presiden.

Lebih dari itu, sebetulnya saya pribadi tidak ingin mendengarkan pidato bahwa pemerintah mencerminkan keprihatinan rakyat. Saya berpikir bahwa kita harus punya cara untuk membuat Malaysia jera. Itu mungkin pikiran yang muluk-muluk. Sebab, memuluskan perjanjian ekstradisi dengan Singapura saja kita gagal. Kita tak bisa berbuat apa-apa terhadap para koruptor yang melarikan uang curian mereka ke negeri mungil tersebut.

Menyangkut hubungan panas-dingin dengan Malaysia, masalah utama tampaknya bukanlah karena mereka merasa lebih kuat. Saya kira lebih tepat karena kita sendiri yang telah membikin diri sendiri patut diperlakukan seperti itu. Kita telanjur menjadi bangsa penurut. Tabiat semacam itu membuat tulang-belulang kita menjadi lunak dan suara kita tak didengar.

Malaysia tentu saja perlu terus-menerus memupuk kepercayaan diri. Anda tahu, mereka tidak memiliki masa lalu sekaya negeri ini. Tentang hal tersebut, Anda bisa melacak dari betapa miskin kajian sejarah yang dilakukan oleh para sarjana tentang negeri mereka. Tetapi, Anda tahu, masa lalu adalah sesuatu yang tertinggal di belakang sana. Ia menjadi sangat berarti ketika pada masa sekarang kita tegak menjulang. Pada masa lalu kita lebih jaya, pada masa sekarang mereka lebih kaya. Ketika didera krisis ekonomi, mereka cepat memulihkan diri. Sedangkan kita terus tersengal-sengal hingga sekarang. Saya kira mereka pantas merasa lebih unggul dariapada Indonesia. Sesuai dengan lagu Koes Plus, yang lebih melarat memang patut dihina. Bukankah terbukti bahwa tidak ada risiko apa pun ketika mereka melakukan tindakan seperti itu?

Sekarang, untuk menjawab pertanyaan kenapa Malaysia bisa berlaku congkak terhadap kita, saya memikirkan beberapa hal tentang itu. Pertama, mereka tahu bahwa mereka bisa berbuat apa saja dan kita tak bisa apa-apa. Bahkan, pemerintah kita juga tak bisa apa-apa ketika ada pembantu rumah tangga dari desa-desa kita disetrika di Malaysia. Kedua, Malaysia merasa tidak masalah saat melakukan tindakan itu kepada kita. Siapa yang akan marah kepada Malaysia? Rakyat? Rakyat bukan pembuat keputusan. Yang bisa dilakukan oleh rakyat paling-paling memamerkan kedigdayaan dengan atraksi makan beling seperti yang ditunjukkan relawan ganyang Malaysia beberapa waktu lalu. Pembuat keputusan adalah pemerintah.

Namun, pemerintah kesulitan untuk membuat keputusan. Negeri ini tak mampu memelihara rakyat sendiri. Nafkah sulit dicari di negeri sendiri karena sudah dikeruk oleh orang-orang macam Gayus dan sebagainya. Jumlah orang semacam Gayus banyak sekali di sini -dengan berbagai variasi manuver. Kekayaan negeri ini (konon negeri ini kaya) tidak sanggup menyejahterakan rakyat yang tinggal di dalamnya. Dalam situasi seperti itu, tampaknya, musykil bagi kita mendesak pemerintah untuk bersikap lebih tegas. (*)

*) A.S. Laksana , beralamat di aslaksana@yahoo.com


Mewaspadai ''The Silent Killer''

Health is not valued till sickness comes (Kesehatan tidak dihargai hingga sakit datang).

Pengarang Inggris Thomas Fuller (1608-1661)

Seorang jurnalis sebuah harian nasional di Kalimantan tiba-tiba meninggal dunia pada Juli 2010. Laporan-laporan awal menyebutkan, ada kemungkinan jurnalis itu dibunuh. Namun, kemudian polisi memastikan bahwa jurnalis berinisial S itu meninggal karena hipertensi.

''Dari fungsi organ dalam ditemukan pecah pembuluh darah otak atau di kepala bagian belakang akibat tekanan darah tinggi atau hipertensi,'' kata Kapolres Balikpapan AKBP Aji Rafik.

Dalam waktu yang tak terpaut jauh sebelumnya di Mojokerto, seorang jurnalis lain meninggal dunia setelah mengalami gagal ginjal akibat penyakit darah tinggi alias hipertensi yang diidapnya. Sang jurnalis tersebut baru berusia 44 tahun.

Kematian akibat penyakit hipertensi memang sering datang tiba-tiba. Sebagian kalangan pun menyebutnya sebagai The Silent Killer, ''pembunuh diam-diam''. Gejalanya sering tidak tampak dan penderitanya sering pula tidak merasa kesakitan sebelumnya. Sebab, banyak penderita hipertensi yang menyepelekannya.

Beberapa kalangan mengemukakan tulisan tentang Sushruta pada abad ke-16 SM (sebelum Masehi) sebagai referensi pertama yang menyebut gejala penyakit seperti hipertensi. Namun, sebagian lainnya menunjuk deskripsi-deskripsi sebelumnya, bahkan 2.500 tahun sebelum masa Kristus. Tokoh-tokoh terkenal seperti Kaisar Kuning di Tiongkok, Cornelius Celsus, Galen, dan Hipokrates disebut punya resep penyembuhnya.

Dewasa ini penderita hipertensi luar biasa banyaknya. Penulis buku ini mencatat, hampir satu miliar orang di seluruh dunia menderita hipertensi. Setiap tahun penyakit ini menjadi penyebab nomor 1 di antara 7 kematian. Berdasar data WHO, dari 50 persen penderita hipertensi, hanya 25 persen yang memperoleh pengobatan dan hanya 12,5 persen yang dapat diobati dengan baik. Padahal, jika tidak segera diobati, hipertensi berpotensi merusak fungsi jantung, otak, saraf, dan ginjal.

Penulis juga mengutip data survei kesehatan rumah tangga (SKKT) pada 2000 bahwa kematian akibat penyakit jantung dan pembuluh darah di Indonesia sebesar 26,3 persen. Sedangkan berdasar data di rumah sakit pada 2005 sebesar 16,7 persen kematian disebabkan hipertensi. Faktor risiko utama penyakit jantung dan pembuluh darah adalah hipertensi, di samping hiperkolesterolemia dan diabetes melitus.

Melihat potongan data-data tentang penyakit hipertensi itu saja, kemudian mendapati begitu banyaknya orang-orang sekeliling kita yang terpuruk kesehatannya akibat hipertensi, memang terasa mengerikan. Namun, buku ini akan membuat pembaca lebih waspada sekaligus percaya diri dalam menjaga kondisi kesehatannya.

Dalam 18 bab, dokter spesialis penyakit dalam yang meraih gelar PhD in Clinical Nephrology dari Graduate School of Medicine di Juntendo School of Medicine, Tokyo, itu menjelaskan secara rinci ihwal tekanan darah tinggi berikut seluk-beluknya yang berkaitan dengan tubuh manusia.

Djoko Santoso menyatakan, sebagian besar efek buruk hipertensi dapat dicegah jika tekanan darah dipertahankan ke tingkat normal dengan pendekatan farmako terapi (terapi obat-obatan) dan life style, termasuk pengendalian kebiasaan merokok, hiperkolesterolemia, dan diabetes.

Dia menjelaskan secara rinci pula organ-organ yang sering menjadi sasaran hipertensi, seperti otot jantung, pembuluh darah koroner, pembuluh arteri tubuh lainnya, otak, ginjal, dan mata. Dia memaparkan pula cara mengungkap hipertensi, tentang garam dan kaitannya dengan hipertensi, tentang obesitas, kolesterol, dan wanita hamil yang menderita hipertensi.

Bagi mereka yang merasa ngeri membayangkan orang yang terserang stroke, bab 3 buku ini sangat penting. Apalagi, dipaparkan pula soal gangguan otak, tiga jenis stroke, gangguan pada ginjal, dan komplikasi hipertensi. Di antara tiga jenis stroke itu, stroke hemorrhagic paling mengerikan.

Diterangkan, ketika tekanan darah cukup tinggi, pembuluh arteri dapat pecah sehingga mengakibatkan pendarahan ke otak. Tipe keluhan ini, menurut Djoko, sering berupa nyeri kepala hebat bahkan kadang tidak sadarkan diri diiringi suara napas ngorok. ''Karena tengkorak sifatnya tidak akan berubah, maka kebocoran cairan darah ke otak meningkatkan tekanan dalam rongga kepala dan mengakibatkan kerusakan otak secara langsung,'' tulis Djoko.

Tipe stroke itulah yang tampaknya dialami jurnalis di Kalimantan seperti dikutip kasusnya di awal tulisan. Contoh lainnya tentu banyak. Bagi penggemar sejarah, mereka mungkin teringat sejumlah tokoh besar dunia yang meninggal dunia akibat stroke. Seorang di antaranya adalah Franklin D. Roosevelt (1882-1945), salah seorang presiden Amerika Serikat.

Petunjuk-petunjuk terapi dijelaskan penulis, antara lain, melalui obat-obatan dan modifikasi (perubahan) gaya hidup. Para penderita hipertensi yang merokok dan minum minuman keras, misalnya, harus menghentikan atau paling tidak mengurangi. Mereka yang biasa makan makanan yang gurih (bergaram tinggi) dan berkolesterol tinggi juga harus mengubahnya dengan prinsip makanan seimbang. Semua ditulis secara rinci, termasuk jumlah kalori, jenis makanan, jadwal makan, menu makanan dan minuman, serta pembatasan garam, alkohol, dan kafein.

Sebuah buku yang sangat penting, mudah diikuti pula. Buku yang mengingatkan kata-kata Hipokrates (460 SM-377 SM): ''Orang bijak hendaknya sadar bahwa kesehatan adalah berkah paling berharga bagi manusia dan dia belajar dengan pikirannya sendiri bagaimana memperoleh manfaat dari pengalaman sakitnya." (*)

---

Judul Buku: Membonsai Hipertensi

Penulis: Dr Djoko Santoso SpPD K-GH PhD

Penerbit: Jaring Pena, Surabaya

Cetakan: Pertama, 2010

Tebal: xxii + 186 halaman

---

Djoko Pitono, Jurnalis dan editor buku


Koreksi Perang Lawan Terorisme

SUDAH sering polisi menggerebek dan menembak mati para teroris. Tapi, semua itu belum menjadi pertanda bahwa terorisme segera berakhir di negeri ini. Sebaliknya, penggerebekan dan penembakan terhadap para teroris seakan menjadi "penetas" para teroris baru yang berkembang biak dengan pola "mati satu tumbuh seribu".

Bila benar apa yang dilansir kepolisian bahwa para perampok Bank CIMB Niaga Medan terkait dengan jaringan terorisme, hal itu sungguh mengkhawatirkan. Di satu sisi, regenerasi dan ideologi terorisme terus berkembang. Di sisi lain, pola kejahatan para teroris semakin membabi buta. Bahkan, mereka berani merampok secara terbuka.

Pada tahap itu, polisi dan aparat keamanan terkait lain seharusnya melakukan koreksi serius terhadap pendekatan yang selama ini digunakan untuk memerangi para teroris, yaitu pendekatan angkat senjata. Koreksi tersebut diperlukan bukan semata-mata karena pendekatan angkat senjata tidak berhasil menumpas para teroris. Faktanya, sejumlah tokoh terorisme telah ditumpas dengan pendekatan tersebut. Selain itu, kini tentu persoalan terorisme jauh lebih ringan daripada saat tokoh-tokoh utamanya masih berkeliaran menebar ancaman.

Koreksi tersebut dibutuhkan untuk memperpendek masa perang melawan terorisme sehingga tidak menjadi berkepanjangan, apalagi tidak pernah selesai.

Kegagalan AS

Dalam konteks itu, pihak keamanan Indonesia harus mengambil pelajaran berarti dari perang terorisme global di bawah komando Amerika Serikat (AS). Telah maklum bersama, AS secara resmi memimpin perang global melawan terorisme pada 2001. Tepatnya, sesaat setelah tragedi 11 September 2001 meruntuhkan hampir semua simbol adidaya negeri itu, mulai ekomoni (WTC) hingga militer (Pentagon), serta mengorbankan ratusan ribu rakyat AS.

AS menuduh kelompok Osama bin Laden sebagai dalang utama di balik tragedi yang juga dikenal dengan istilah 9/11. Pada saat yang hampir bersamaan, AS menggalang koalisi putih untuk memerangi terorisme, terutama dari Osama dan kelompoknya yang saat itu berada di Afghanistan.

Tudingan pemerintah AS bahwa kelompok Osama adalah teroris merupakan tuduhan bersayap. Entah disengaja atau tidak (oleh pemerintah AS), tudingan itu kerap juga dialamatkan kepada agama yang dianut Osama dan kelompoknya, yaitu Islam. Akibatnya, Islam pun kerap dianggap sebagai agama kekerasan dan terorisme, terutama oleh orang-orang Barat.

Bahkan, tudingan tersebut juga mengarah pada latar belakang kebangsaan Osama dan kelompoknya, yaitu Arab. Orang-orang Arab pun cenderung diidentikkan dengan para teroris, terutama orang Arab yang hidup di Barat.

Tragedi 9/11 menjadi babak baru bagi hubungan Islam-Barat yang sarat akan ketegangan, rasa saling curiga dan memusuhi, bahkan aksi-aksi diskriminatif. Dalam konteks itu, orang-orang Arab-Islam di Barat cenderung dicurigai dan mendapatkan perlakuan diskriminatif karena memiliki nama berbau Arab atau berjenggot.

Tentu tidak semua tudingan tersebut benar. Tapi, juga tidak semuanya salah. Dikatakan tidak semuanya benar karena fakta memperlihatkan sangat banyaknya kelompok Islam yang moderat, anti kekerasan, dan mengecam terorisme. Bahkan, kelompok moderat di dunia Arab-Islam merupakan mayoritas. Namun, kalangan mayoritas muslim moderat tersebut cenderung diam dan pasif, sebagaimana pernah dikatakan oleh Prof Dr Khalid Aboe El-Fadl (silent majority). Karena itu, kalangan ekstremis dan teroris leluasa melukis wajah Islam dengan "tinta" darah.

Dikatakan tidak semuanya salah karena fakta juga menunjukkan bahwa sebagian kelompok dalam Islam gemar menyerukan pesan-pesan kekerasan, permusuhan, bahkan terorisme. Berdasar kuantitas, kelompok itu sangat kecil. Tapi, karena sering memosisikan diri sebagai musuh negara adidaya, seperti AS, kelompok tersebut kerap mendapatkan "dukungan tak langsung" dari media-media dunia. Sehingga, kelompok kecil seperti para teroris itu kerap menjelma sebagai kelompok yang besar, kuat, dan sangat tangguh. Bahkan, ajaran kasih sayang dan saling menghormati yang senantiasa diteladankan oleh Nabi Muhammad SAW kerap tenggelam dan tertelan pesan-pesan kekerasan dari Osama.

Hal yang harus diperhatikan bersama, perang AS melawan terorisme di Afghanistan belum menunjukkan tanda-tanda kemenangan hingga hari ini. Walaupun, perang itu sudah memakan banyak korban dan berlangsung sepuluh tahun. Sebaliknya, hampir setiap hari tentara AS berjatuhan di pegunungan Afghanistan yang menjadi medan perang.

Hal itu tak berarti peluru yang ditembakkan oleh para tentara AS di Afghanistan tidak berhasil membunuh para teroris dan pengikut Osama atau Taliban. Hampir sama dengan aparat keamanan dalam menembak mati para teroris di Indonesia, tentara AS di Afghanistan telah membunuh banyak teroris, pengikut Osama dan Taliban, serta fundamentalis lain. Tapi, apalah arti keberhasilan menembak satu atau seratus teroris bila kemudian ideologi terorisme justru diikuti ribuan teroris baru? Itulah yang kurang lebih dialami AS di Afghanistan.

Hal tersebut terjadi karena pendekatan angkat senjata AS tidak dibarengi dengan pendekatan lain yang terkait langsung dengan sumber kebencian utama terhadap AS, terutama di Timur Tengah dan dunia Islam. Yaitu, kebiadaban Israel terhadap warga Palestina dan negara-negara tetangga lain. Sementara itu, kebijakan politik luar negeri AS (terutama pada pemerintahan Bush Junior) terus membela dan menutup mata dari kejahatan besar yang kerap dilakukan oleh Israel.

Konteks Indonesia

Perang terhadap terorisme oleh aparat keamanan Indonesia selama ini mempunyai kemiripan yang nyaris sempurna dengan yang dilakukan oleh AS itu. Aparat keamanan, terutama Densus 88, senantiasa mengutamakan pendekatan angkat senjata terhadap para teroris atau mereka yang baru diduga teroris. Sejauh ini, nasib perang terhadap terorisme di Indonesia pun nyaris sama dengan yang dialami AS dalam perang teorisme global. Yakni, sama-sama gagal memberikan rasa aman dari ancaman terorisme kepada masyarakat dan justru terjebak dalam perang yang berkepanjangan.

Sebelum perang terhadap terorisme di Indonesia benar-benar bernasib sama dengan yang dialami AS itu, aparat keamanan Indonesia dan pemerintah harus mengimbangi pendekatan angkat senjata dengan pendekatan-pendekatan lain yang menjadi solusi konkret bagi segenap persoalan yang ada. Misalnya, persoalan kemiskinan, aparat yang bersih dari korupsi, dan penegakan hukum yang adil. Juga, menyebarluaskan paham keagamaan dengan semangat persaudaraan-kebangsaan untuk melawan paham keagamaan yang memiliki semangat kebencian atau kekerasan. Itulah sumber kebencian dan terorisme di Indonesia. (*)

*) Hasibullah Satrawi, alumnus Al Azhar, Kairo, Mesir, dan pemerhati politik Timur Tengah pada Moderate Muslim Society (MMS) Jakarta

Honda RS125, Tercepat di Dunia

Liputan6.com, Utah: Honda RS125 berhasil mencatatkan diri sebagai motor tercepat di dunia, dengan catatan waktu terbaru mencapai 236,20 km per jam. Catatan waktu itu dihasilkan di areal di padang garam Bonneville, Utah, AS.

Motor berkekuatan 41 bhp itu dikemudikan pembalap berusia 27 tahun, Scott Kolb yang menjadikannya motor tercepat tahun ini untuk kategori streamliner, yakni motor berkapasitas 125 cc.

Sebelumnya, dengan motor yang sama, Kolb mencatat waktu 203 km per jam, namun dengan berbagai modifikasi, terutama pada sentuhan body yang lebih ramping, Kolb berhasil memperbaiki catatan waktu terbaiknya.

Motor berwarna biru itu telah mengalami penyempurnaan pada bentuk body dan perubahan jarak sumbu roda sepanjang 98 inci, yang memungkinkan posisi pengemudi dan mesin berada pas diantara roda depan dan belakang, demikian tulis majalah Hell for Leather.

Kolb membuat motor ini lebih panjang sekitar 40 inci, dan mengganti posisi radiatornya yang kurang aerodinamis dengan sistem fairing dan pendingin water-to-water yang lebih ramping, untuk menciptakan performance maksimal.

Namun semua perubahan itu tak langsung membuat sang motor berjalan mulus. Ketika geberan awal untuk mencapai kecepatan maksimal, motor 2 tak ini bergetar selama 75 detik dan membuat sejumlah mur serta bautnya menjadi kendor. (autoevolution/MLA)

Harvard, Universitas Nomor No.1 Sedunia

Liputan6.com, London: Harvard University meraih peringkat universitas terbaik di dunia, menurut majalah yang berbasis di London, Times Higher Education, yang terbit Sabtu (18/9) waktu setempat.

Harvard berhasil meraih skor akhir 96,1 dan California Institute of Technology (Caltech) di Los Angeles menduduki peringkat kedua dengan skor 96 pada daftarWorld University Ranking di majalah tersebut.

Di posisi ketiga ditempati Massachusetts Institute of Technology. Sementara itu, Stanford University dan Princeton University masing-masing berada di peringkat empat dan lima.

Daftar universitas terbaik di dunia ini berdasarkan lima kriteria: pengaruh penelitian, kualitas pengajaran, volume penelitian, keragaman staf dan mahasiswa serta seberapa baik mereka mewariskan kekayaan ilmu pengetahuan. Setiap kategori diberi nilai antara 1-100.

Daftar itu didominasi oleh universitas-universitas di Amerika dan Inggris. Cambridge dan Oxford University berbagi posisi keenam dalam daftar tersebut. (Xinhua/JAY)

Putra Beckham Jadi Desainer Kacamata

Liputan6.com, Los Angeles: Anak laki-laki pasangan David dan Victoria Beckham, Romeo, dikabarkan telah menandatangani kesepakatan membuat koleksi aksesori kacamatanya sendiri untuk range anak-anak seumurnya. Demikian yang diberitakan sejumlah media Inggris, baru-baru ini.

Romeo yang kini genap berusia delapan tahun telah merengek kepada orangtuanya untuk diizinkan menjadi desainer kacamata dan akan dibantu oleh ayahnya sendiri, David Beckham. Seorang kerabat dekat dari keluarga Beckham ini mengatakan kepada Surat Kabar Daily Mirror, "Romeo memiliki bakat untuk dunia fashion."

Rencananya koleksi kacamatanya ini akan diberi namaBambino Beckham dan berinisial "RB". Koleksinya ini khusus dirancang untuk anak-anak seusia Romeo dengan antisinar ultraviolet atau UV 100 persen dan trendi.

Romeo juga akan memanggil teman-temannya yang juga anak dari kalangan selebritas ternama untuk menjadi model iklan kacamatanya. Sebut saja putri dari Tom Cruise, Suri Cruise, putri dari supermodel Heidi Klum, Leni, dan anak chef terkenal, Gordon Ramsay.

Penyanyi yang beralih ke dunia fashion, Victoria, dan pesepakbola David Beckham, memiliki dua anak laki-laki lainnya, yaitu Brooklyn (11) dan Cruz (5). Mereka sangat senang dan mendukung atas semangat kewirausahaan yang dimiliki Romeo.(ANS/ContactMusic)

Ferguson Lirik De Gea

Gaya kiper Atletico Madrid David De Gea yang mengepalkan tinjunya ke udara.
David De Gea (football.co.uk)


Liputan6.com, Manchester: Sir Alex Ferguson tidak mendampingi Manchester United ketika tim asuhannya itu mengalahkan Scunthorpe United 5-2 pada putaran ketiga Carling Cup atau Piala Liga semalam. Bos MU itu ternyata terbang ke Spanyol untuk menyaksikan partai Valencia kontra Atletico Madrid dalam lanjutan La Liga.

Sesaat bisa dimaklumi lantaran Valencia merupakan lawan selanjutnya yang harus dihadapi di Liga Champions. Akan tetapi, menurut sebuah klaim salah satu media massa di Inggris, keberadaan Ferguson utamanya untuk memantau kiper Atletico David De Gea.

MU memantau kiper berusia 19 tahun itu dalam beberapa kesempatan. Kiper masa depan Spanyol itu diproyeksikan untuk menggantikan Edwin van der Sar yang sudah berusia lanjut. Ferguson yakin Atletico siap menjual De Gea. MU menyiapkan 12 juta pound yang diperkirakan cukup untuk membujuk Los Colchoneros.

De Gea menembus posisi utama musim lalu. Ia memanfaatkan kepercayaan yang diberikan pelatih Quique Sanchez Flores ketika Sergio Asenjo, kiper utama Atletico, sering melakukan kesalahan. De Gea merupakan kiper yang ikut berjasa mengantar Atletico menjuarai Liga Europa.(DIM/Mirror)

Ayam Tertawa Makin Diminati

Liputan6.com, Semarang: Pernah mendengar tentang ayam gagak alias ayam tertawa? Sekilas ayam tersebut mirip dengan ayam kampung biasa. Postur tubuhnya besar dengan corak yang beragam. Namun ada yang membedakannya dengan ayam lain.

Suara ayam tertawa unik. Layaknya mendengar seorang tertawa. Begitulah ayam jenis ini berkokok. Tak heran keunikannya makin menarik perhatian masyarakat, terutama mereka yang tinggal di Semarang, Jawa Tengah. Selain dipelihara, warga kerap mengadakan lomba ayam tertawa.

Salah satu peternak ayam bernama Marosama punya tips untuk memelihara ayam tertawa agar tetap sehat. "Untuk mendapatkan ayam yang sehat dan memiliki suara yang bagus diperlukan perawatan yang telaten. Makanan yang sehat seta sinar matahari yang cukup," ujarnya.

Jika tumbuh sehat, ayam-ayam asal Sidrap, Sulawesi Selatan, itu bisa terjual hingga Rp 1 juta per ekor. "Sedangkan yang sudah kelas lomba bisa mencapai Rp 5 juta sampai puluhan juta," tambah Marosama.(OMI/SHA)